Muhammad Dedik adalah salah satu sosok penting dalam perjalanan Arema FC di kancah sepak bola Indonesia. Penyerang kelahiran Malang, 27 Juni 1994 ini dikenal sebagai striker dengan kecepatan, determinasi tinggi, dan loyalitas luar biasa terhadap klub kebanggaannya. Julukan "Jalan Terjal Dedik" menjadi gambaran bagaimana ia meniti karier penuh tantangan, namun tetap mampu menunjukkan kualitas dan konsistensinya sebagai penyerang tajam.
Awal Karier dan Perjalanan ke Arema
Dedik memulai karier sepak bolanya dari level bawah. Ia bukan produk akademi ternama, namun perlahan menapaki tangga profesional lewat kerja keras. Nama Dedik mulai dikenal ketika membela Persekam Metro FC di Liga 2. Di klub asal Malang tersebut, ia mencetak sejumlah gol penting dan memperlihatkan naluri menyerang yang menjanjikan.
Penampilan impresifnya menarik perhatian Arema FC. Pada 2016, ia resmi direkrut oleh Singo Edan. Sejak saat itu, Dedik menjalani perjalanan yang penuh suka duka bersama klub tersebut, dan lambat laun menjelma menjadi salah satu striker andalan.
Performa di Arema FC
Dedik Setiawan bukan tipe striker yang hanya mengandalkan postur atau kekuatan fisik. Kecepatannya dalam menusuk dari sisi sayap dan pergerakan tanpa bola yang cerdik menjadi senjata utama. Ia juga dikenal rajin membantu pertahanan dan tidak ragu melakukan pressing tinggi saat tim kehilangan bola.
Pada musim-musim awalnya bersama Arema, Dedik langsung mencuri perhatian. Ia menjadi top skor internal klub dalam beberapa musim dan mencetak gol-gol penting di berbagai laga krusial, termasuk di ajang Piala Presiden.
Sayangnya, karier Dedik sempat terhambat oleh cedera lutut yang cukup serius. Cedera tersebut membuatnya harus menepi cukup lama dan melewatkan beberapa momen penting, termasuk kesempatan bermain reguler di tim nasional. Namun, mental baja yang dimilikinya membuat Dedik bangkit dan kembali menunjukkan performa yang layak di level tertinggi.
Loyalitas kepada Arema FC
Di tengah banyaknya pemain yang sering berpindah klub demi tawaran lebih besar, Dedik Setiawan justru memperlihatkan loyalitas yang tinggi kepada Arema. Meski beberapa kali sempat dikaitkan dengan klub lain, ia tetap memilih bertahan dan berjuang bersama tim asal kota kelahirannya.
Hal ini membuat Dedik sangat dicintai oleh Aremania, suporter fanatik Arema FC. Ia dianggap sebagai simbol kesetiaan dan semangat juang Singo Edan. Bahkan, banyak fans yang menyebut Dedik sebagai salah satu "ikon lokal" karena kontribusi besarnya bagi klub.
Kiprah di Tim Nasional
Meski lebih sering bersinar di level klub, Dedik Setiawan juga sempat mendapat panggilan ke tim nasional Indonesia. Ia melakukan debut bersama timnas senior pada tahun 2018 di bawah pelatih Luis Milla. Dalam beberapa kesempatan, Dedik dipercaya untuk menjadi ujung tombak Garuda, bersaing dengan nama-nama besar seperti Beto Gonçalves dan Ilija Spasojević.
Walau belum terlalu menonjol di timnas, pengalaman internasional tersebut tentu menjadi pelengkap dalam karier profesional Dedik. Ia pernah mencetak gol dalam laga internasional, dan kontribusinya tetap dihargai sebagai bentuk pengabdian untuk negara.
Gaya Bermain dan Kekuatan
Dedik adalah tipe penyerang pekerja keras. Ia tidak hanya menunggu bola datang, tetapi aktif mencari ruang, membuka peluang untuk rekan setim, serta turut menekan pemain lawan. Ia juga sering diturunkan sebagai penyerang sayap atau second striker karena kemampuannya dalam beradaptasi dengan berbagai skema permainan.
Dalam skema pelatih Arema FC, Dedik sering menjadi andalan dalam duel satu lawan satu karena kecepatannya. Ia juga memiliki naluri gol yang baik, walaupun sempat mengalami penurunan ketajaman setelah cedera. Namun begitu, semangat juangnya tetap tak berubah, dan ia terus berkontribusi dalam permainan tim.
Kepribadian dan Pengaruh di Tim
Di luar lapangan, Dedik dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan sederhana. Ia bukan tipe pemain yang gemar mencari sorotan, namun lebih memilih menunjukkan kualitasnya lewat aksi di lapangan. Rekan-rekan setim pun kerap memuji sikap profesional Dedik, baik saat menjadi starter maupun cadangan.
Sebagai pemain senior, Dedik juga sering memberikan motivasi kepada pemain muda. Pengalaman dan loyalitasnya menjadi contoh positif dalam ruang ganti Arema FC. Ia telah melewati banyak fase, termasuk masa sulit akibat cedera, yang membuatnya menjadi sosok dewasa dan tangguh secara mental.

Harapan dan Masa Depan
Meski usianya sudah memasuki kepala tiga, Dedik Setiawan masih punya peran besar di skuad Arema. Dengan pengalaman dan gaya bermainnya yang dinamis, ia tetap menjadi pilihan penting dalam rotasi tim. Pelatih pun masih mengandalkannya sebagai pemain yang bisa diandalkan di saat-saat genting.
Banyak pihak berharap Dedik dapat menutup kariernya di Arema, klub yang telah membesarkan namanya. Jika kelak pensiun, Dedik bisa menjadi bagian dari manajemen atau pelatih, mengingat wawasannya yang luas dan pengalamannya selama bertahun-tahun di dunia sepak bola profesional.
Penutup
Muhammad Dedik Setiawan adalah gambaran sempurna dari pemain yang sukses bukan karena sensasi, tetapi karena kerja keras, konsistensi, dan dedikasi. Dari pemain Liga 2 hingga menjadi penyerang utama Arema FC dan pemain timnas, perjalanan Dedik menunjukkan bahwa impian bisa diraih oleh siapa pun yang mau berjuang.
Arema FC dan Aremania patut bangga memiliki sosok seperti Dedik — pemain yang bukan hanya berbakat, tetapi juga memiliki hati untuk klubnya. Dengan semangat yang tak pernah padam, Dedik Setiawan akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda hidup Singo Edan.