Pendahuluan
Jeremy Lin adalah salah satu pemain basket paling inspiratif dalam sejarah NBA. Namanya melejit pada tahun 2012 saat ia bermain untuk New York Knicks dan menciptakan fenomena global yang dikenal sebagai "Linsanity".
Dari seorang pemain yang tidak dipilih dalam NBA Draft hingga menjadi bintang dalam waktu singkat, kisah Lin adalah bukti bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah dapat membawa seseorang meraih impian.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perjalanan karier Jeremy Lin, tantangan yang ia hadapi, dan dampaknya terhadap dunia basket.
Awal Kehidupan dan Perjalanan ke NBA
Latar Belakang dan Karier di SMA
Jeremy Lin lahir pada 23 Agustus 1988 di Torrance, California, AS, dari keluarga imigran Taiwan. Sejak kecil, ia menunjukkan minat besar terhadap basket, tetapi tidak banyak yang menyangka bahwa ia akan menjadi pemain NBA.
Di Palo Alto High School, Lin menjadi bintang tim basket dan membantu timnya memenangkan kejuaraan negara bagian California pada 2006. Namun, meskipun memiliki statistik impresif, ia tidak mendapatkan beasiswa dari universitas besar.
Bermain di Harvard
Setelah gagal mendapatkan beasiswa dari universitas basket terkenal, Lin memilih untuk bergabung dengan Harvard University, yang tidak memiliki program basket sekuat kampus-kampus lain.
Selama bermain di Harvard:
π Ia berkembang menjadi salah satu pemain terbaik di Ivy League.
π Rata-rata statistiknya mencapai 16,4 poin, 4,4 assist, dan 4,6 rebound per game.
π Lin menjadi satu-satunya pemain di Ivy League yang masuk All-Ivy League First Team dua kali.
Namun, meskipun sukses di Harvard, banyak tim NBA meragukan kemampuannya karena:
πΈ Berasal dari konferensi basket yang tidak sekuat NCAA lainnya.
πΈ Kurangnya atletisme dibandingkan point guard lain.
πΈ Stereotip terhadap pemain Asia-Amerika dalam basket.
Karena alasan tersebut, tidak ada tim yang memilihnya dalam NBA Draft 2010.
Perjalanan Sulit di NBA
Meskipun tidak terpilih di draft, Lin tidak menyerah. Ia mengikuti beberapa tryout NBA dan akhirnya mendapat kontrak dari Golden State Warriors pada 2010.
Namun, di Warriors, ia jarang dimainkan dan sering dikirim ke NBA G League. Setelah satu musim, ia dilepas oleh tim.
Setelah itu, Lin mencoba peruntungan dengan:
πΉ Houston Rockets (2011) β Hanya bertahan sebentar sebelum dilepas.
πΉ New York Knicks (2011-2012) β Awalnya hanya sebagai pemain cadangan tanpa banyak harapan.
Saat itu, tidak ada yang menyangka bahwa dalam beberapa minggu, Lin akan mengubah sejarah NBA.
Fenomena "Linsanity" (2012)
Pada awal 2012, Knicks mengalami banyak cedera dan membutuhkan point guard. Pelatih akhirnya memberi Lin kesempatan bermain lebih banyak, dan hasilnya luar biasa!
π₯ 4 Februari 2012 β Lin mencetak 25 poin dan 7 assist melawan New Jersey Nets.
π₯ 6 Februari 2012 β Lin mencetak 28 poin dan 8 assist saat melawan Utah Jazz.
π₯ 10 Februari 2012 β Lin mencetak 38 poin melawan Kobe Bryant dan Los Angeles Lakers dalam pertandingan yang mengejutkan dunia.
π₯ 14 Februari 2012 β Lin mencetak game-winning shot melawan Toronto Raptors.
Selama rentang waktu ini, Lin mencetak 136 poin dalam 5 pertandingan pertamanya sebagai starter, rekor tertinggi dalam sejarah NBA sejak 1976.
Fenomena "Linsanity" pun lahir, dan Lin menjadi:
π Bintang global dalam semalam.
π Salah satu pemain pertama keturunan Asia-Amerika yang sukses di NBA.
π Inspirasi bagi banyak pemain basket yang merasa diremehkan.
Namun, cedera dan pergantian pelatih membuat karier Lin di Knicks berakhir setelah musim itu.
Karier Setelah "Linsanity"
Houston Rockets (2012-2014)
Setelah musim fenomenal di Knicks, Lin menandatangani kontrak besar dengan Houston Rockets. Namun, di sana, ia tidak bisa mengulang kesuksesan Linsanity karena perannya lebih terbatas.
Los Angeles Lakers (2014-2015)
Lin kemudian pindah ke Los Angeles Lakers, tetapi kesulitan beradaptasi dalam tim yang sedang berjuang membangun kembali kekuatannya.
Charlotte Hornets (2015-2016)
Di Hornets, Lin menemukan kembali ritme permainannya dan menjadi pemain kunci dari bangku cadangan. Ia membantu tim mencapai babak playoff NBA 2016.
Brooklyn Nets (2016-2018)
Pada 2016, Lin bergabung dengan Brooklyn Nets sebagai pemain utama, tetapi cedera terus menghambatnya.
Juara NBA bersama Toronto Raptors (2019)
Pada 2019, Lin bergabung dengan Toronto Raptors dan menjadi bagian dari tim yang memenangkan NBA Championship 2019. Meskipun perannya kecil, ia menjadi pemain keturunan Asia pertama yang memenangkan cincin juara NBA.
Setelah itu, Lin sempat bermain di CBA (China Basketball Association) sebelum kembali ke NBA G League pada 2021.

Dampak dan Warisan Jeremy Lin
Jeremy Lin bukan hanya pemain basket biasa. Ia memiliki dampak besar bagi komunitas Asia-Amerika dan dunia basket secara keseluruhan.
1. Inspirasi bagi Pemain Asia dan Asia-Amerika
Sebelum Lin, sangat jarang ada pemain keturunan Asia-Amerika yang sukses di NBA. Kesuksesannya membuka pintu bagi lebih banyak pemain Asia untuk mencoba masuk ke NBA.
2. Mengatasi Stereotip dalam Basket
Lin membuktikan bahwa pemain Asia bisa bersaing di level tertinggi meskipun sering diremehkan.
3. Fenomena Budaya "Linsanity"
Linsanity bukan hanya tentang basket; itu adalah momen di mana dunia menyaksikan seseorang yang diremehkan membuktikan kemampuannya di panggung terbesar.
4. Aktivisme dan Filantropi
Setelah kariernya di NBA, Lin aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan filantropi, termasuk membantu komunitas yang terkena dampak rasisme terhadap orang Asia di Amerika.
Kesimpulan
Jeremy Lin elloslot adalah salah satu kisah paling inspiratif dalam sejarah NBA. Dari pemain yang tidak dilirik hingga menjadi bintang global dalam semalam, perjalanan Lin menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan kepercayaan diri, seseorang bisa mengatasi rintangan dan mencapai impian mereka.
Meskipun "Linsanity" hanya bertahan beberapa bulan, warisan Jeremy Lin akan tetap hidup sebagai inspirasi bagi banyak generasi pemain basket di seluruh dunia. ππ₯